Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Kuharap Hujan Tak Berhenti (Cerpen)

Sumber gambar: Pinterest


Ada yang bilang hujan adalah rezeki. Dalam cerita berikut ini, pernyataan tersebut mungkin ada benarnya.

Kisah ini akan menggambarkan bagaimana rintik hujan menjadi kenangan indah antar dua insan yang saling jatuh cinta.


♥️♥️♥️

“Giselle!"

Sebuah suara laki-laki sontak menyadarkanku dari lamunan yang begitu larut hingga tak sadar sudah berapa lama diri ini termenung. Aku bangun dari posisi dudukku, menghadap laki-laki berseragam yang sama persis denganku. Ia memberikan senyuman yang sesegar buah peach ditambah pantulan lampu jalan di rambut berponinya.

“Kamu nunggu aku, kan?” tanyanya.

“Iya, betul. Kita pulang sekarang?”

“Iya tentu.”

Seperti sore-sore sebelumnya, kami melangkah berdua di trotoar jalan menuju arah stasiun. Di kelas, hanya aku dan Feliks yang harus naik kereta untuk pulang sekolah. Sudah satu semester ini kami selalu pulang bersama.

Sebenarnya sejak awal masuk sekolah aku sudah tahu kalau Feliks berjalan pulang ke stasiun sama sepertiku. Tapi aku yang begitu pemalu ini hanya bisa berjalan di belakang sambil menatap punggungnya. Tanpa ada keberanian untuk menyapanya dan berkata, “hei, kita searah. Mau bareng gak?”

Kalau bukan karena bantuan temanku, kami tidak akan bisa sedekat ini.

Di tengah perjalanan, rintik-rintik hujan pun turun. Ya, langit memang gelap sejak tadi. Karena itulah lampu jalan dinyalakan. Aku dan Feliks menepi sebentar di salah satu ruko yang tutup. Berlindung dari hujan yang tak kusangka akan sederas ini.

“Kalau tahu bakal hujan begini, aku bawa payung dari rumah,” ucapku sambil menatap sekitar.

Feliks mengangguk pelan. “Mungkin hari ini kita memang berjodoh dengan hujan.”

Tidak! Aku berbohong. Ada payung di dalam tasku. Tapi sengaja tidak aku keluarkan payung itu. Supaya aku bisa tetap berteduh dan berlama-lama bersama Feliks. Bahkan kalau bisa, aku berharap hujan tidak berhenti. Aku selalu suka momen ini, saat di mana hujan turun dan menahan kami untuk pulang.

“Gimana ujian terakhirnya?” tanya Feliks membuka percakapan.

“Lancar kok.”

“Baguslah. Setelah ini, libur telah tiba!” ujar Feliks sambil menirukan salah satu lagu yang populer.

“Ya, akan ada banyak waktu di rumah. Apa agenda liburan kamu, Fel?”

“Seperti apa yang kamu katakan, Sel. Banyak waktu di rumah. Hahaha.”

“Gabut ya?”

“Ya gitulah.” Feliks melirikku. Aku bisa tahu. Aku memperhatikannya melalui pantulan dari air yang menggenang di bahu jalan. “Sel. Kamu kedinginan?”

“Enggak.”

“Kalo kedinginan, pake itu tuh!” Tangan Feliks menunjuk ke sebuah karung beras yang tergeletak di pinggir jalan.

“Sembarangan!” balasku sambil memukul pelan ke lengannya.

Sudah lima belas menit berlalu, rintik hujan yang turun tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti. Feliks mengambil kursi panjang milik pedagang yang tutup, kemudian kami berdua duduk menunggu hujan reda.

“Sel, seperti biasa pasti ada pekan raya. Kota ini sebentar lagi ulang tahun,” kata Feliks.

Aku mengangguk pelan. “Tahu kok. Kamu mau pergi ke sana?”

Feliks mengangguk. “Aku mau ajak temanku ke sana.”

Lho, aku kira mau ajak aku, yasudahlah.

“Wah pasti asik ya.”

Aku tak pernah segugup ini saat bersama dia. Mengapa aku bisa gugup? Karena sebuah perasaan yang entah mengapa begitu aneh. Membuatku gelisah dan berdebar. Baru akhir-akhir ini aku sadari bahwa ternyata aku jatuh cinta pada Feliks.

Ingin sekali aku ungkapkan rasa ini padanya. Tapi apa daya, hanya melihat wajah sampingnya saja membuatku gentar. Bahkan di saat seperti ini, ketika kita hanya berdua aku tetap tidak bisa berkata apa-apa. Mungkin kalau air hujan bisa bicara, mereka akan bicara padaku, “Giselle! Ayo ngomong!”

“Kamu mikirin apa sih?”

Untuk kedua kalinya Feliks menyadarkan aku yang melamun cukup lama. Membuat diri ini sedikit malu dan canggung, senyuman kaku pun terukir di wajahku. Ingin sekali aku jawab, "aku memikirkan kamu, Feliks!"

Tapi apa daya yang terucap justru, “gak mikirin apa-apa kok, Fel.”

Hujan perlahan reda. Hari pun semakin petang. Samar-samar sinar mentari mengintip malu dari balik awan pekat di ujung barat. Kalau beruntung, pelangi akan tercipta dengan indah. Aku berjalan kembali bersama Feliks.

Langkahku begitu pelan dan berhati-hati. Banyak genangan air di mana-mana. Trotoar terasa licin. Rintik hujan halus pun masih jatuh di atas kepalaku. Jalan menuju stasiun dipenuhi oleh pedagang jajanan di sisi kiri dan kanan. Asap tipis mengepul keluar ketika tutup panci dibuka, aromanya lezat bukan main. Suasana sore di stasiun memang jadi kenangan tersendiri bagiku.

Kami mengeluarkan kartu untuk tap-inmasuk. Setelahnya aku dan Feliks menunggu kereta datang di peron stasiun yang basah oleh air hujan. Stasiun cukup ramai hari ini, banyak orang-orang yang baru pulang kerja.

“Enak ya teman-teman yang lain, pulang sekolah cukup jalan kaki. Bahkan ada yang dijemput, sementara kita harus naik kereta,” keluh Feliks sambil menghela napas.

“Kamu berpikir begitu? Kalau aku sih, aku bersyukur bisa naik kereta,” jawabku.

Feliks terkekeh. “Aku juga bersyukur kok, kereta mempermudah mobilitas kita, kan?”

Bukan! Bukan itu maksudku. Aku bersyukur dengan adanya kereta, aku bisa pulang bersamamu. Aku bisa mengenalmu. Dan aku bisa menyukaimu.

Tak lama berselang kereta pun tiba. Aku dan Feliks segera naik ke gerbong bersama penumpang lainnya. Seperti biasa kami tidak dapat tempat duduk. Aku berdiri berhadapan dengan Feliks di dekat pintu. Tidak ada yang berdiri selain kami berdua.

Kenapa? Di saat seperti ini aku ingin sekali berkata padanya, “Feliks aku jatuh cnta denganmu!” Aku selalu merasa. Momen seperti ini adalah kesempatan buatku. Tapi tak mudah untuk mengumpulkan keberanian.

Kereta terus melaju kencang. Dua tiga stasiun sudah terlewati. Aku bingung, gelisah, ini terakhir kali aku bertemu Feliks sebelum libur sekolah. Aku bilang sekarang tidak ya? Ini situasi yang sulit. Wajahku memerah, jantungku berdegup kencang. Aku meyakinkan diriku. Menghela napas sebanyak mungkin supaya diri ini lebih tenang.

Ya, akan kuungkapkan sekarang! Ayo Giselle, katakan padanya!

Kuangkat kepalaku yang sejak tadi menunduk, lalu menatap wajah Feliks yang persis di depanku. Baru saja aku ingin bicara, tiba-tiba pintu kereta terbuka.

“Giselle, aku sudah sampai nih. Duluan ya! Sampai jumpa di tahun ajaran baru! See you!” Feliks pun berjalan ke luar kereta dan meninggalkanku sendiri di gerbong.

Eh? Aku baru sadar, ini adalah stasiun di mana Feliks turun. Dan sekarang dia sudah turun tanpa sempat aku bicara apa-apa. Rencana gagal, Giselle! Aku terlalu banyak berpikir, sehingga banyak waktu yang terbuang. Aku gagal mengungkapkan perasaanku.

Feliks sudah turun! emoticon-Frown

Entah aku harus senang atau sedih. Tapi tak apa, mungkin memang belum waktunya. Aku pun tersenyum sambil melihat Feliks yang berjalan semakin menjauh sambil mengetik sesuatu di ponselnya. Kemudian pintu kereta kembali tertutup, dan aku sudah tidak bisa melihatnya lagi.

Tak apa-apa. Bersabarlah, Giselle. Masih ada semester depan! Berdoalah semoga Feliks tidak dapat pacar sampai saat itu tiba.

Tepat setelah pintu kereta tertutup, tiba-tiba terasa sebuah getaran dari dalam tasku. Segera aku membukanya dan merogoh ponselku. Ada sebuah pesan masuk. Jariku mulai bergerak mengusap layar dan membuka pesan. Ternyata pesan itu dari Feliks.

Giselle, sebenarnya aku jatuh cinta sama kamu! Aku mau tahu apa kamu merasakan hal yang sama? Jangan dijawab sekarang! Jawab nanti saat kita ke pekan raya bersama. Kita pergi berdua ya!

Ya, Feliks baru saja menyatakan cinta kepadaku. Kereta mulai berjalan. Hujan kembali turun di luar sana. Aku terdiam tak percaya, menatap rintik-rintik air yang menabrak jendela. Jantungku berdebar kencang. Kemudian aku membalas pesan Feliks dengan jari tangan yang gemetar.

Oke, Feliks. Kita ketemu di pekan raya ya!


♥️♥️♥️


Terima kasih sudah membaca sampai habis. Semoga kalian juga senantiasa hidup dalam cinta dan kedamaian. 🌸 emoticon-heartemoticon-rose

Quote:
Diubah oleh harrywjyy 09-07-2022 14:31
bukhoriganAvatar border
jlannisterAvatar border
jlannister dan bukhorigan memberi reputasi
2
422
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan